Friday, July 27, 2012

Bimbingan dan Konseling



PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Dengan adanya berbagai kompleksitas kebutuhan dan permasalahan yang ada membuat manusia perlu suatu bimbingan untuk menyelesaikan semua problematika yang akan dihadapinya secara baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah
    1. Apa definisi tentang konsep bimbingan menurut para ahli?   
2. Apa saja fungsi dan tujuan bimbingan?
3. Apa saja jenis-jenis dan prinsip-prinsip bimbingan?
4. Apa saja bentuk-bentuk layanan dalam masyarakat?
1.3 Tujuan
    1. Mengetahui definisi tentang konsep bimbingan menurut para ahli
    2. Mengetahui fungsi dan tujuan bimbingan
    3. Mengetahui jenis-jenis dan prinsip-prinsip bimbingan beserta penjelasannya
          4. Mengetahui bentuk-bentuk layanan dalam masyarakat



BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
•    Menurut Rochman Natawidjaja (1987:31), Suatu proses pemberi bantuan kepada individu yang di lakukan secara berkesinambungan. Supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai tuntutan dan keadaan lingkungannya.
•    Menurut Moh. Surya (1988:12), Suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing dan yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri  dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
•    Menurut Prayitno (1983:2) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. 
•    Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
•    Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

2.    Fungsi Bimbingan
Pada dasarnya bimbingan dan knseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan, penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan sebagai berikut:
a.    Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
b.    Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
c.    Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikanprogram pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.
d.    Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam berkembang secara optimal.

3.    Tujuan Bimbingan dan konseling
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a.    Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan.
b.    Kehidupan yang prodktif da efektif dalam masyarakat.
c.    Hidup bersama dengan individu-individu lain.
d.    Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapat kesempatan untuk:
a.    Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskankan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu.
b.    Mengenal dan  memehami kebutuhannya secara realistis.
c.    Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri.
d.    Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
e.    Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentinan umum dalam kehidupan bersama-sama.
f.    Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dalam lingkungannya.
g.    Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Apabila ditinjau dari pihak peserta didik, tujuan bimbingan dan konseling adalah agar mereka dapat:
a.    Mengembangkan seluruh potensinya secara menyeluruh.
b.    Mengatasi kesulitan dalam memehami dirinya sendiri.
c.    Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, meliputi sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, dan kebudayaan.
d.    Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasiksan dan memecahkan masalahnya.
e.    Mengatasi kesulitan dan menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
f.    Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak diluar sekolah untuk mengatasi permasalahan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah. 

4.    Jenis-Jenis Bimbingan
a.    Bimbingan Akademik
Bimbingan Pendidikan merupakan upaya bimbingan dalam membantu siswa menghadapi dan memecahkan masalah masalah pendidikan, misalnya pengenalan kurikulum , pemilihan program/jurusan, studi sambungan, dan cara belajar.

b.    Bimbingan Karier
Bimbingan karier adalah kegiatan dan layanan bantuan kepada para siswa  dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia kerja dan akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karier.
c.    Bimbingan sosial-pribadi-emosional
Bimbingan sosial-pribadi-emosional merupakan usaha bimbingan dalam membantu menghadapi dan memecahkan masalah sosial-pribadi-emosional, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

5.    Prinsip  Bimbingan dan Penyuluhan
•    Prinsip  Kerahasiaan
Secara khusus layanan bimbingan adalah melayani individu-individu yang bermasalah. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa mengalami masalah merupakan suatu aib yang harus di tutup-tutupi sehingga tidak seorangpun (selain dirinya sendiri) boleh tahu akan adanya masalah itu. Keadaan seperti ini sangat menghambat pemanfaatan layanan bimbingan oleh masyarakat. Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan penyuluhan.
•    Prinsip Kesukarelaan
Jika asas kerahasiaan memang benar-benar telah tertanam pada diri (calon) terbimbing/tersuluh atau klien, sangat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan suka rela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
•    Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan disini bukan hanya sekedar menerima saran-saran dari luar tetapi yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk penyuluhan misalnya klien diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan terbuka tentang dirinya sendiri. Dengan keterbukaan ini penelaahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien menjadi mungkin.
•    Prinsip kekinian
Masalah yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa.
•    Prinsip Kemandirian
Bimbingan dan konseling membantu agar siswa dapat mandiri atau tidak  tergantung kepada pembimbing maupun orang lain.
•    Prinsip Kedinamisan
Bimbingan dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik kearah pembaharuan pada diri anak.
•    Prinsip Keterpaduan
Bimbingan dan konseling hendaknya dapat  memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan proses pelayanan yang dilakukan.
•    Prinsip kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling  harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, negara, ilmu, dan kebiasaan sehari-hari.
•    Prinsip Keahlian
Bimbingan dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu dilakukan oleh ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini.
•    Prinsip Alih Tangan
Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang berwenang.
•    Prinsip Tutwuri Handayani
Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatanseluas-luasnya kepada siswa.
6. Bentuk- bentuk  layanan bimbingan dan konseling dalam masyarakat :
        1.  Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
        2.      Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).
        3.      Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.
        4.      Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
        5.      Layanan Konseling Individual
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
        6.      Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk  pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
        7.      Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.


Bab III
Penutup
Kesimpulan

•    Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
e.    Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
f.    Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
g.    Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikanprogram pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.
h.    Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam berkembang secara optimal.

6.    Tujuan Bimbingan dan konseling
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
e.    Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan.
f.    Kehidupan yang prodktif da efektif dalam masyarakat.
g.    Hidup bersama dengan individu-individu lain.
h.    Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapat kesempatan untuk:
h.    Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskankan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu.
i.    Mengenal dan  memehami kebutuhannya secara realistis.
j.    Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri.
k.    Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
l.    Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentinan umum dalam kehidupan bersama-sama.
m.    Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dalam lingkungannya.
n.    Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Apabila ditinjau dari pihak peserta didik, tujuan bimbingan dan konseling adalah agar mereka dapat:
g.    Mengembangkan seluruh potensinya secara menyeluruh.
h.    Mengatasi kesulitan dalam memehami dirinya sendiri.
i.    Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, meliputi sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, dan kebudayaan.
j.    Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasiksan dan memecahkan masalahnya.
k.    Mengatasi kesulitan dan menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
l.    Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak diluar sekolah untuk mengatasi permasalahan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah. 

7.    Jenis-Jenis Bimbingan
d.    Bimbingan Akademik
e.    Bimbingan Karier
f.    Bimbingan sosial-pribadi-emosional

8.    Prinsip  Bimbingan dan Penyuluhan
•    Prinsip  Kerahasiaan
•    Prinsip Kesukarelaan
•    Prinsip Keterbukaan
•    Prinsip kekinian
•    Prinsip Kemandirian
•    Prinsip Kedinamisan
•    Prinsip Keterpaduan
•    Prinsip kenormatifan
•    Prinsip Keahlian
•    Prinsip Alih Tangan
•    Prinsip Tutwuri Handayani

No comments:

Post a Comment

Ur Comment.....